Purwokerto – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menjadi salah satu pusat penyelenggaraan UTBK-SNBT 2025 yang menyedot perhatian. Tak hanya karena jumlah pesertanya yang mencapai 18.070 orang, tapi juga karena komitmen inklusif yang ditunjukkan pihak kampus dengan penyediaan ruang khusus bagi peserta disabilitas.
Ujian yang digelar sejak Rabu, 23 April 2025 hingga 3 Mei 2025 ini dilaksanakan dalam dua sesi setiap hari. Salah satu titik sorotan adalah tiga peserta disabilitas yang mendapat perlakuan setara namun sesuai dengan kebutuhan khusus mereka.
Ruang Khusus dan Fasilitas Pendukung
Ketiga peserta disabilitas difasilitasi ruang ujian khusus yang tersebar di Gedung D Teknologi Pertanian Faperta dan UPT Bahasa. Langkah ini mencerminkan upaya nyata Unsoed dalam menerapkan prinsip pendidikan inklusif, di mana setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan tinggi.
Prof. Dr. Ir. Noor Farid, M.Si, Wakil Rektor Bidang Akademik Unsoed, menegaskan bahwa pihak kampus telah menyiapkan segala sesuatu secara matang. "Kami menjamin fasilitas sesuai standar untuk semua peserta, termasuk peserta berkebutuhan khusus. Ini bagian dari komitmen kami dalam mewujudkan keadilan dalam pendidikan," ujarnya.
Peluang Masuk Melalui Jalur SNBT
Jalur SNBT tahun ini memberikan kesempatan besar bagi lulusan SMA/SMK/MA yang ingin melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Dari seluruh kuota penerimaan mahasiswa baru Unsoed tahun ini, 40 persen dialokasikan untuk jalur ini.
“SNBT tidak hanya menguji kemampuan akademik, tetapi juga potensi skolastik, logika, dan kecakapan berpikir analitis—semua ini relevan dengan tantangan dunia pendidikan tinggi,” lanjut Prof. Noor Farid.
Kesiapan Infrastruktur dan SDM
Untuk menunjang pelaksanaan UTBK, Unsoed mempersiapkan 21 ruang ujian yang tersebar di 11 lokasi. Beberapa di antaranya berada di Fakultas Kedokteran, Fakultas Peternakan, MIPA, Ekonomi dan Bisnis, hingga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Seluruh lokasi telah disiapkan dengan infrastruktur yang mendukung pelaksanaan ujian berbasis komputer.
Tak hanya itu, tenaga teknis dan pengawas juga telah dilatih sesuai standar nasional pelaksanaan UTBK. “Kami ingin memastikan seluruh proses berjalan lancar, aman, dan kondusif,” imbuhnya.
Pesan untuk Peserta
Unsoed turut mengimbau seluruh peserta agar datang tepat waktu, membawa dokumen lengkap, serta menaati tata tertib selama ujian berlangsung. "Semoga seluruh peserta dapat mengerjakan ujian dengan tenang dan memperoleh hasil terbaik," tutup Prof. Noor Farid.
UTBK-SNBT bukan hanya sekadar pintu masuk ke perguruan tinggi, melainkan awal dari perjalanan intelektual panjang. Komitmen Unsoed dalam menyediakan sarana yang ramah disabilitas menjadi contoh nyata bahwa kesetaraan dalam pendidikan bukan hanya wacana, tetapi tindakan nyata.