74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Keracunan Massal, 157 Orang Akibat Santap Nasi Kotak


CTVINDONESIA, CILACAP
- Sebanyak 157 orang dari Desa Prapagan, Cilibang, Jambusari, dan Citepus di Kecamatan Jeruklegi mengalami keracunan makanan. Mereka mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan diare setelah menyantap nasi kotak pemberian seorang warga Desa Prapagan.

Dari 157 korban keracunan tersebut, 78 orang adalah laki-laki dan 79 orang perempuan. 

Para korban yang dirawat tersebar di Rumah Sakit An-Nikmah Wangon (42 orang), Puskesmas Jeruklegi 1 (6 orang), RSUD Cilacap (18 orang), RSI Fatimah (12 orang), Klinik Menara Gading Wangon (7 orang), dan Puskesmas Wangon 1 (1 orang).

Kejadian berawal pada hari Sabtu, (3/8/2024), sekitar pukul 11.00 WIB, warga Desa Prapagan, Darto dan Epi yang merupakan suami istri membagikan sekitar 105 nasi kotak yang mereka masak sendiri kepada tetangga-tetangganya dalam rangka aqiqah anak mereka. 

Nasi kotak tersebut berisi nasi, gulai kambing, rendang kambing, oseng jeroan, mie bihun, dan kerupuk.

Kemudian, pada malam harinya sekitar pukul 23.00 WIB, para tetangga yang memakan nasi kotak tersebut mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, muntah, dan diare. 

Karena banyaknya warga yang mengalami gejala keracunan, pada hari Minggu, (4/8/2024), pemerintah Desa Prapagan melaporkan kejadian tersebut ke Puskesmas Jeruklegi II. 

Selanjutnya, tim kesehatan dari Puskesmas Jeruklegi datang untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan kepada warga yang mengalami gejala keracunan di Balai Desa Prapagan. 

Petugas Puskesmas Jeruklegi II juga mengambil sampel sisa makanan untuk diperiksa di laboratorium.


Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap – Sujito, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengambil langkah-langkah dalam penanganan kejadian di Desa Prapagan ini. 

“Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap sudah menugaskan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana untuk segera turun ke lapangan. Alhamdulillah seluruh warga masyarakat yang mengalami sakit akibat dari dampak keracunan ini sudah tertangani,” katanya usai memberikan bantuan kepada para korban.


Ia juga menyampaikan langkah Puskesmas Jeruklegi II untuk lebih mudah melayani masyarakat, khususnya warga korban keracunan makanan. 

“Yang terpenting, Puskesmas Jeruklegi II kemarin membuka Posko Kesehatan di Balai Desa Prapagan untuk melayani dan mengecek kesehatan masyarakat. Warga yang tidak bisa ditangani secara rawat jalan tentunya akan dirawat inap di puskesmas maupun di rumah sakit,” tambahnya.


Terkait dengan biaya perawatan, sebagian korban sudah terdaftar sebagai peserta BPJS. Bagi yang tidak memiliki BPJS atau status BPJS-nya tidak aktif, Pemkab akan mencari sumber pendanaan lain untuk biaya perawatan. 

“Ada yang ikut BPJS aktif, jadi tertangani oleh BPJS. Ada sebagian yang tidak memiliki BPJS atau statusnya tidak aktif, ini akan kami carikan sumber pendanaan lain. Intinya, kami upayakan membantu dalam biaya perawatan,” jelasnya.


Agar kejadian serupa tidak terulang, Pemkab akan aktif melakukan sosialisasi tentang pangan sehat kepada masyarakat. 

“Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Dinas Ketahanan Pangan akan secara berkala melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pangan sehat dan keamanan pangan sebelum dikonsumsi. Dengan demikian, masyarakat akan memiliki pemahaman yang baik mengenai makanan yang layak dikonsumsi,” pungkasnya.

Posting Komentar

Posting Komentar

close
close