74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Cegah Perundungan, SMK Pelayaran Nasional Lakukan Hal Ini, Stop Bullying!


Kepala SMK Pelayaran Nasional Purwokerto sebut sosialisasi pencegahan perundungan penting dilakukan di sekolah, stop bullying.(FOTO : Dok)


CTVINDONESIA , PURWOKERTO
- Masa pengenalan lingkungan sekolah di kabupaten banyumas telah dilaksanakan sejak beberapa hari lalu, salah satunyanya adalah di SMK Pelayaran Nasional Purwokerto yang mengkampanyekan stop bullying, Rabu (24/7/2024).

Sebanyak lebih dari 300 siswa dan tenaga pendidik dilingkungan SMK Pelayaran Nasional dan beberapa tokoh sekitarnya melakukan penandatanganan pakta integritas sebagai bentuk komitmen pencegahan perundungan, dan tindakan kekerasan lainnya.


Kepala SMK Pelayaran Naaional Purwokerto, Ninik Setiyani, S.Sos, M.si mengatakan sosialisasi ini untuk meningkatkan kesadaran pelajar dan tenaga pendidik terhadap bahaya bullying dan memberikan wawasan yang diperlukan guna mencegahnya. 


Ninik menjelaskan MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program sekolah, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah di SMK Pelayaran Nasional.

"Harapannya, pencegahan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, siswa taruna di sekolah kami dapat menjadi contoh dalam mencegah kejadian bullying dan bersama dengan guru dan taruna lainnya dapat mewujudkan sekolah bebas perundungan dan kekerasan,"katanya.

Ninik juga berharap adanya kampanye stop bullying sebagai upaya pencegahan melakukan perundungan lain yang termasuk dalam kategori perundungan fisik, perundungan verbal, perundungan siber, ataupun perundungan nonfisik dan nonverbal lainnya.


Ditambahkan, pihaknya telah memiliki  sistem pengaduan dan pelaporan yang melindungi korban perundungan sesuai Permendikbud No. 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan Penanggulangan Tindak kekerasan di Lingkungan Satuan pendidikan.

"Meminimalisir bullying, telah memiliki sistem pengaduan dan pelaporan bagaimana cara menyikapi pelaku dan korban bullying, kemudian juga melakukan pendekatan dialogis agar tercipta rasa aman dan nyaman,"terangnya.

Ninik juga menegaskan bahwa sistem pendidikan yang berbasis semi militer ini cukup efektif untuk meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran untuk saling menghargai dan menghormati sehingga tidak ada yang namanya bullying di sekolahnya."Selama ini belum pernah ada kasus ataupun yang mengarah ke tindakan bullying,"tegasnya.

Sebagai kepala sekolah, Ninik juga sangat prihatin bila ada kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, karena bullying adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai positif yang harus djunjung tinggi di sekolah, yaitu saling menghormati, empati, dan kerja sama.

"Saya juga mendorong seluruh taruna, orang tua, dan staf sekolah untuk melaporkan setiap insiden bullying yang mereka ketahui, kami memiliki mekanisme pelaporan yang dapat diakses dengan mudah dan dijamin kerahasiaannya, kami juga memastikan bahwa setiap siswa merasa aman dan didukung di lingkungan sekolah,"terangnya.

Ditambahkan, kerjasama dengan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi anak-anak untuk membangun budaya yang penuh dengan rasa hormat dan kasih sayang.

Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2018 (SNPHAR 2018) oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menunjukkan bahwa anak menjadi pelaku kekerasan dan 3 dari 4 anak melaporkan bahwa pelaku kekerasan emosional dan kekerasan fisik adalah teman atau sebaya. 

Posting Komentar

Posting Komentar

close
close