74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Unsoed Gelar Talkshow dan Bursa Keris


CTVINDONESIA
- Pusat Riset Ekonomi Kreatif dan Pariwsata, LPPM Unsoed menggelar acara Road To Keris Goes To Campus berupa Talk Show dan Bursa Keris bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis Keris’di Aula LPPM UNSOED Lantai 


Talk Show dan Bursa Keris ini dihadiri oleh Ketua LPPM Unsoed. Prof Dr.Ir Elly Tugiyanti,MP, Sekretaris LPPM UNSOED, Dr, Sri Wahyu Handayani, M.H dan para pimpinan organisasi masyarakat pecinta keris di wilayah banyumas dan sekitarnya. 


Kegiatan Talk show ini merupakan rangkaian acara Keris Goes To Campus yang digelar secara beruntun oleh Pusat Riset Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, LPPM Unsoed bekerjasama dengan beberapa Pegiat dan Pelestari Keris di Kawasan Banyumas Raya.


Acara Talk show ini menghadirkan para narasumber yang kompeten di bidang perkerisan antara lain yaitu Dr. Rahab, MSc (Ketua Pusat Riset Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, LPPM UNSOED), Bpk Imam Suhardi, M.Hum, Ketua Pusat Riset Budaya dan Kearifan Lokal, LPPM Unsoed dan Bapak Sadali Pelaku Ekonomi Kreatif bidang perkerisan (Mranggi dari Purbalingga).  


Acara Talk show dan Bursa Keris ini juga didukung oleh beberapa organisasi/ atau komunitas yang peduli terkait dengan pelestarian keris, yaitu: Yayasan Paguyuban Trah Panembahan Senopati (PATRAP SENOPATI), Paguyuban Kebo Teki, Goramas, HPN Cabang Banyumas. 


Acara ini diikuti oleh 250  mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Kota Purwokerto, para komunitas pecinta Tosan Aji Keris dan masyarakat umum di wilayah banyumas dan sekitarnya.


Para Narasumber talk show yang hadir memberikan ide ide yang sangat menantang bagi pengembangan ekonomi kreatif berbasis keris Disampaikan oleh Ketua Pusat Riset Ekonomi Kreatif, Dr. Rahab, MSc, bahwa Ekonomi Kreatif merupakan perwujudan nilai tambah dari Kekayaan Intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi.


Keris memiliki potensi dalam untuk pengembangan ekonomi kreatif di era digital. Terdapat minimal 3 potensi keris sebagai pilar pengembangan ekonomi kreatif di Wilayah Banyumas dan sekitarnya, pertama keris telah diakui UNESCO sebagai karya budaya leluhur nusantara yang telah diakui oleh dunia. 


Kedua, Keris juga merupakan formulasi dari 3 wujud kebudayaan yaitu ide, nilai kehidupan, dan karya. Ketiga, keris mengandung unsur penyusun non-bendawi yang sangat kaya makna yaitu aspek Sejarah, tradisi, seni, simbolisme, dan falsafah hidup.  


Meski demikian Dr Rahab juga menekankan pada tantangan yang harus diurai oleh pelaku ekonomi kreatif dibidang perkerisan diantaranya akses digital, akses permodalan, branding dan pemasaran, serta rantai pemasok. Oleh karenanya perlu adanya adaptasi, inovasi dan kerja kolaborasi antar stakeholder.


Pendapat selanjutnya disampaikan oleh Imam Suhardi M.Hum, Dari Pusat Riset Budaya dan Kearifan Lokal. Menurut Bapak Imam Suhardi, diskusi terkait keris sangat menarik, karena keris dapat dipandang dari beragam perspektif, antara lain Antropologi, filsafat, sosiologi, ekonomi, metalurgi, arkeologi, dan seni.


Lebih lanjut, Bpk Imam juga menyampaikan bahwa menurunnya Citra dan pamor  keris di masyarakat pada umumnya dan kalangan anak muda khususnya dikarenakan beberapa hal,  yaitu,  rendahnya apresiasi masyarakat, masuknya budaya asing, dan standar profesi yang sulit diukur. 


Meski demikan, Menurut Bapak Imam Suhardi, pada  ranah ekonomi kreatif ini justru hal tersebut menjadi menjadi peluang tersendiri bagi perkembangan ekonomi keris berbasis keris di Kalangan anak muda saat ini. 


Oleh karenanya mahasiswa sebagai  Generasi penerus harus terus diedukasi agar lebih mengenal dan mencintai  keris sebagai warisan budaya leluhur dan mendorong generasi muda agar mereka dapat mendayagunakan keris sebagai bagian dari pengembangan ekonomi keatif. 


Materi terakhir disampaikan oleh Bapak Sadali yang memberikan gambaran tentang potensi ekonomi dari pengembangan keris. Pengembangan Keris sebagai ekonomi kreaif akan memicu dan mendorong muncul para pelaku ekonomi kreatif, diantaranya Empu-empu keris Lokal, Pelaku bisnis di dunia perkerisan, Pengrajin Warangka, Pengrajin Mendak, Pengrajin Pendok dan Pengrajin Jagrak dan Blawong.


Acara seminar ini ditutup dengan foto Bersama dan penyampaian informasi agenda selanjutnya yaitu acara Puncak Keris Goes To Campus Unsoed yang akan dilaksanakan tanggal 23-25 Agustus 2024.


Para peserta talk show dan pengunjung bursa sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap agar kegiatan kegiatan sejenis terus dilaksanakan oleh LPPM Unsoed untuk lebih mendorong generasi muda agara menciptakan berbagai kreativitas dan inovasi dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif di Tanah Air berbasis pada  keagungan mahakarya keris. 


Kejayaan dan pamor Keris harus kembali bersinar pada ranah ekonomi kreatif di Indonesia.  


Posting Komentar

Posting Komentar

close
close