KENDAL - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah meresmikan Sarana Pelayanan Publik, Sistem Pertanian Terpadu dan Industri Pakan Ternak dan Launching Aplikasi e-Rupam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Kelas IIB Kendal, Senin (18/10/2021).
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Kanwil Kemenkum HAM, Yuspahruddin didampingi Satgas Penguji Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Jusman beserta jajaran dan para Kepala Lapas baik yang ada di Semarang maupun di Kendal.
Kepala Kanwil melihat langsung proses pengolahan pakan ternak dan meninjau peternakan ayam, kambing dan sapi. Selain itu juga melihat perkebunan yang ada di area Lapas Terbuka Kendal di Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon.
Kepada awak media, Yuspahruddin mengatakan, kunjungannya di Lapas Terbuka Kendal dalam rangka memastikan bahwa lapas-lapas dibawahnya sudah menjalankan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
Selain itu, dirinya juga meresmikan Sarana Pelayanan Publik, Sistem Pertanian Terpadu dan Industri Pakan Ternak dan Launching Aplikasi E-Rupam di Lapas Terbuka Kendal.
"Hari ini saya meresmikan dalam rangka WBK dan WBBM di Lapas Terbuka Kendal berupa e-Rupam, atau aplikasi buku jaga. Jadi nantinya setiap hari para Kalapas tidak perlu menandatangani buku jaga. Jadi dimanapun berada bisa menandatangani buku jaga melalui aplikasi e-Rupam, pada hari itu juga tanpa ke delay," terang Kakanwil.
Kemudian, lanjut Yuspahruddin, dirinya juga meresmikan Sistem Pertanian Terpadu dan Industri Pakan Ternak.
"Saya lihat disini sistem pertanian, peternakan dan perikanan sudah bagus. Selain itu penanganan limbahnya juga sudah tertata. Jadi limbah bisa diolah dan dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan di sini," ujar Kakanwil.
Sementara itu Kepala Lapas Terbuka Kelas IIB Kendal, Rusdedy menjelaskan, yang dimaksud dengan Sistem Pertanian Terpadu adalah pemanfaatan lahan yang dimiliki Lapas Terbuka Kelas IIB sebagai lapas produktif.
Menurutnya, Lapas Terbuka Kendal berada di lahan seluas 107 hektar memiliki puluhan hektar lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan dan peternakan.
"Saat ini lahan yang digunakan untuk pertanian dan peternakan seluas 19 hektare, di antaranya tanaman jagung, padi, terong, tomat, cabe, ternak ayam petelur, sapi dan kambing. Sisa lahan lainnya digunakan untuk tambak udang vaname, ikan bandeng, ikan nila dan ikan lele," jelasnya.
Selain itu, dalam rangka industri pakan ternak, pihaknya berencana membangun kawasan terpadu, yaitu semua kegiatan akan terintegrasi, mulai pertanian, perikanan dan peternakan.
Menurut Rusdedy, banyak produk yang bisa dihasilkan dari hasil pertanian dan peternakan. Misalnya dari limbah pertanian bisa membuat pakan ternak dari limbah jagung dan kompos, biogas dari kotoran sapi dan lainnya.
"Maka dari itu, hari ini kita laksanakan peletakan batu pertama industri kompos dan bikdegester di Lapas Terbuka Kendal ini," ujarnya.
Kemudian, lanjut Rusdedy, pihaknya juga mencoba untuk mengolah sendiri pakan ternak, khususnya untuk pakan ternak ayam petelur.
"Pengolahan pakan ternak ayam yang diresmikan pak Kakanwil hari ini, dalam rangka untuk menghasilkan pakan yang bahannya dari hasil produk kita. Jadi kalau sudah bisa produksi cukup, kemudian kita mengajukan ijin dan sudah melalui pemeriksaan di lab, maka ke depannya akan kita jual ke luar dengan harga bersaing," ungkapnya.
Sebagai penutup, Rusdedy menjelaskan terkait dengan tanaman jagung yang dikelola oleh warga binaan lapas dibanti oleh Kelompok Tani Desa Bangunsari Kecamatan Patebon.
Menurutnya, pada tahun kemarin lahan di Lapas Terbuka Kendal seluas 10 hektare ditanami jagung dan bisa menghasilkan 40 ton lebih atau produktivitasnya sudah empat ton per hektare.
“Karena konsep kita pertanian terpadu, jadi semua produk saling mendukung. Dari pertanian, peternakan dan perikanan. Itu semua kita olah sendiri menjadi pakan ayam, pakan ikan dan limbahnya daun-daun kita buat pakan sapi dan kambing,” pungkas Rusdedy. (*)
Posting Komentar