40 Pesen Mantan Napiter Kembali Ke Masyarakat
PURWOKERTO : Kantor Kesbangpol Kabupaten Banyumas bekerjasama dengan Korem 071/Wijayakusuma menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Komunikasi Sosial Cegah Tangkal Radikalisme/Separatisme dengan thema "Melalui kegiatan pembinaan komsos cegah tangkal radikalisme/separatisme, kita perkokoh mentalitas dan pemahaman ideologi pancasila guna mencegah ancaman bahaya radikalisme/separatisme dalam rangka mewujudkan alat juang pertahanan yang tangguh". Kegiatan digelar Kamis (1/8/2019) di Hotel Meotel Purwokerto.
Sebagai narasumber Ir. H. Achmad Husein Bupati Banyumas, Kolonel Cpl Sigit Karyadi, SH, MH Kasubdit Deradikalisasi BNPT, Dr. Suparni Sekretaris MUI Kab. Banyumas, Ir. Supartoto M, Agr, Sc Dosen Unsoed dan Wartoyo mantan nra pidana terorisme (Napiter)
Bupati Banyumas mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan multikultural, baik adat istiadat, suku, bahasa etnis dan agama. sebagai masyarakat pluralistis atau masyarakat bhinneka harus menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya dengan selalu mengedepankan sikap dan rasa saling menghargai. saling menghornati, dan toleran diantara kita.
“Hal ini perlu saya ingatkan mengingat kelompok ekstrem dan radikal dapat menyalahgunakan 'ketidakcocokan' tersebut menjadi sebuah gerakan teror yang meresahkan dan membahayakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, mereka bisa bersinergi dengan gerakan sejenis di mancanegara melalui jaringan internasional dan regional,” katanya
Fenomena tersebut perlu penanganan yang serius, terintegrasi dan komprehensif serta dukungan dan kerjasama dari semua komponen bangsa untuk bersama-sama mencegah paham radikalisme dan terorisme. Perlu diingat radikalisme dan terorisme adalah musuh kita bersama dan harus kita cegah dan kita lawan bersama, agar nasyarakat dapat hidup aman. dan dan tenteram.
Adapun upaya yang telah dilakukan Pemkab antara lain memfasilitasi pembuatan administrasi kependudukan, fasilitasi pendidikan kejar paket C terhadap eks napiter Sdr. Imam Safii dari Kemranjen yang ingin melanjutkan pendidikan, melaksanakan pembinaan secara rutin melalui kegiatan informal yaitu anjangsana ke rumah eks napiter untuk mengetahui perkembangan aktivitas serta memastikan agar tidak kembau terjerumus ke kelompok atau melakukan kegiatan terorisme, mengikutsertakan eks napiter dalam setiap kegiatan peningkatan wawasan kebangsaan juga menberikan kesempatan kepada para kes napiter untuk memberikan testimoni dengan harapan masyarakat tidak nengikuti jejak aktivitas para napiter tersebut. Kemudian mengikutsertakan dalam setiap kegiatan upacara kebangsaan maupun kegiatan pemerintah lainnya dalam rangka menunbuhkembangkan rasa cinta NKRI dan memiliki nilai-nilai patriotisme serta mendorong untuk melakukan usaha mandiri dan mengikut sertakan dalam kegiatan sarasehan, workshop, seminar, FGD, maupun kegiatan informal lainnya.
Kesubdit Deradikalisasi BNPT Kol CPL. Sigit Karyadi mengatakan jumlah Napiter dan mantan Napiter, yang sudah mendapatkan program deradikalisasi baru mencapai 40 persen. Namun prosentasi keberhasilaanya sangat tinggi, hal ini dilihat dari jumlah Napiter yang sudah mendapatkan program deradikalisasi, dibawah 1 persen yang kembali lagi melakukan kegiatan terror.
Upaya yang dilakukan oleh BNPT, tidak hanya deradikalisasi. Namun juga memberikan pembinaan usaha, berupa ketrampilan kewirausahaan dan lainya. Sehingga mantan Napiter bisa hidup dengan normal, dan bisa menghidupi keluarganya selepas keluar dari Lapas. Untuk menjangkau lebih luas program deradikalisasi,pihaknya mengandeng banyak pihak. Mulai dari Pemerintah, hingga mantan Napiter, untuk menjadi pembicara atau untuk mendekati Napiter yang berada di dalam Lapas.
“Kalau untuk prosentasi program deradikalisasi telah menyentuh 40 persen, dari seluruh Napiter dan mantan Napiter. Karena keterbatasan jumlah SDM di BNPT. Karena ini manusia, sehingga bisa berubah menjadi lebih baik,”kata Sigit.
Sementara itu, mantan Napiter Wartoyo, meminta agar masyarakat tidak menjauh, namun justru harus merangkul bagi para Napiter yang baru keluar dari Lapas. Agar mereka bisa bersoalisasi, dan tidak kembali kepada kelompoknya.
Dalam kegiatan Pembinaan Komunikasi Sosial Cegah, Tangkal Radikalisme, diikuti oleh 150 orang, mulai dari pelajar hingga mantan Napiter.
Parsito
Posting Komentar