Pekanbaru- Nama BufonSinaga mendadak tenar. Bocah kelas 5 SD Marudini asal Siak, Riau itu, baru saja mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional lewat seni beladiri karate.
Bufon keluar sebagai juara di ajang Edition of International Karate Open of Prov de Liega 2017 di Belgia awal November 2017. Tampil di nomor kata, Bufon berhasil menyingkirkan para pesaingnya, termasuk wakil tuan rumah yang sempat bertemu dengannya di semifinal.
BACA JUGA
Bufon, Karate Kid Lapo yang Harumkan Indonesia di InternasionalPulih Cedera, Ibrahimovic Kembali Bela MU Akhir Pekan Ini?China Terbuka: Langkah Tontowi / Liliyana Belum Terbendung
Ajang ini merupakan debut Bufon di pentas internasional. Pemilik nama lengkap Bufon Julianto Sinaga itu terpilih usai menjuarai ajang OSN yang berlangsung di Medan, Sumut.
Tekad untuk keluar sebagai juara sudah tertanam di dalam dada Bufon. Bahkan sebelum mengikuti kedua ajang ini,Bufon menuliskannya di atas batu dekat rumahnya.
"Aku seorang laki-laki, aku ikut karate sejak tahun 2014 dan sering mengikuti kejuaraan dan sekarang aku berangkat tanding OSN ke nasional. Aku akan berjuang keras di Medan untuk membanggakan orangtuaku, kakakku, dan abangku. Aku adalah Bufon Julianto Sinaga."
Hal yang sama juga dilakukan Bufon saat hendak bertolak ke Belgia. "Pada bulan ini aku keluar negeri, ke Belgia. Pada tahun dan bulan ini aku akan mencetak mendali pada ajang ini. Aku berjuang keras untuk membanggakan orang tuaku. Kesempatan ini tidak akan kusia-siakan demi negara Indonesia. Indonesia medali emas siap kupersembahkan," tulis Bufon.
Semangat dan kebulatan tekadnya berbuah manis. Dia pun mengalahkan seluruh negara yang ikut dalam kejuaraan karate itu dan berhak mengangkat piala tertinggi serta dikalungi medali emas. Bufon Sinaga juga memperoleh nilai tertinggi dalam bidang karate taka--salah satu nomor yang tidak membutuhkan adu fisik, tapi hanya menonjolkan seni beladirinya saja.
Saksikan juga video pilihan di bawah ini:
1 of 3
Sambutan Meriah
Bufon Sinaga, ukir mimpinya di batu puing dekat rumah (M Syukur/Liputan6.com)
Pulang dari Belgia, Bufon disambut bak pahlawan dari medan pertempuran. Dia dijemput Bupati Siak Alfedri di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru pada Rabu 15 November 2017. Acara penyambutan juga digelar di SMPN 1 Kecamatan Tualang.
Sepanjang jalan menuju aula sekolah, ratusan orang berdiri di pinggir sambil melambaikan bendera merah putih mini kepada Bufon yang diarak pakek mobil. Putra pasangan Tohap Sinaga Zuniar Simbolon tersebut berdiri di atasnya membawa piala serta medali.
Mendapat sambutan seperti itu, Bufon sangat senang. Dia tak menyangka bisa mengalahkan pesaingnya, apalagi di semifinal dan final dirinya bertemu dengan atlet tuan rumah.
"Senang sekali bisa juara, lawan anak tuan rumah Belgia. Saya senang sekali," ujar Bufon dihubungi wartawan, Kamis (16/11/2017) petang.
Tak banyak yang diucapkan Bufon, kecuali senang serta kebangaan luar biasa. Orangtuanya, Tohap Sinaga, merasa bangga dengan tekad anaknya selama ini yang rajin berlatih bersama Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Siak.
Tohap juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Siak Syamsuar yang selama ini mendukung prestasi anaknya. "Saya tak bisa berkata banyak, hanya ucapan syukur dan terimakasih banyak kpada semua pihak," ucap Tohap.
2 of 3
Lahir di Keluarga Miskin
Bufon sebenarnya tidak seberuntung atlet-atlet lain yang tampil di Belgia. Dia lahir dari keluarga yang serba kekurangan. Bufon adalahh anak bungsu dari pasangan Tohap Sinaga Zuniar Simbolon. Untuk membiayai rumah tangganya, Tohap hanya bersandar kepada Lapo-- warung makan khas Batak yang juga biasa menjual minuman tradisional, tuak.
Rumahnya di Kecamatan Tualang hanya terdiri papan yang mulai lapuk. Namun situasi ini tidak menghalangi niat Bufon untuk membanggakan orang tuanya. Dia rajin belajar dan berlatih karate. Tekadnya, yakni mengukir prestasi dan membanggakan orangtuanya.
"Dia ini anaknya rajin, pantang menyerah, pekerja keras. Guru dan teman sekelasnya bangga dengan Bufon," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Siak, Syahruddin.
Kerja keras membuahkan hasil ini membuka perhatian Pemerintah Kabupaten Siak. Dia pun mendapat beasiswa dan rumahnya dijanjikan bakal direnovasi lebih bagus.
"Beasiswa sudah disampaikan Bupati Siak Syamsuar, rumahnya juga akan dibedah. Akan diganti dengan beton," sebut Syahruddin. Tak hanya itu, Pemkab Siak juga tak ingin orangtua Bufon berjualan tuak lagi. Oleh karena itu, sebuah rumah toko dan modal dari pemerintah sudah disiapkan agar orang tuanya tidak menjual minuman tradisional beralkohol itu.
"Diberi ruko dan modal, nanti diminta jualan barang harian, tidak jual tuak lagi," sebut Syahruddin.
Sumber : liputan6.com
Posting Komentar