74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

Menteri Pertanian Lakukan Panen Padi Serentak di 7 Provinsi


CILACAP – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan
panen padi serentak di tujuh provinsi yang dipusatkan di lahan seluas
293 hektare di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah, Senin (29/2).

“Panen ini menunjukkan bahwa pemerintah berhasil dalam mengelola
sistem dan pola tanam serentak dengan baik di tengah cuaca yang cukup
mendukung, serta dukungan alat mesin pertanian yang memadai,” katanya.

Ketujuh provinsi tersebut meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan
Sulawesi Selatan.

Menteri mengatakan, prediksi produksi gabah pada periode panen raya
Maret mencapai 12,8 juta ton gabah kering giling (GKG) setara dengan
7,9 juta ton beras. Produksi itu diperoleh dari luas panen 2,4 juta
hectare, dan cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras penduduk
sekitar 2,6 juta ton per bulan.

Dia mengatakan lebih lanjut, produksi padi awal tahun ini meningkat
walaupun mengalami kemunduran waktu tanam akibat dampak El Nino dan
lainnya.

“Hal itu berkat berbagai program yang telah dilakukan oleh Kementerian
Pertanian dalam antisipasi kekeringan secara dini dan masif, di
antaranya melalui penyaluran pompa air dan alsintan lainnya,”
imbuhnya.

Selalin itu, pembangunan rehabilitasi embung, rehabilitasi jaringan
irigasi, hujan buatan dan lainnya, serta gerakan tanam cepat padi.
“Berbagai kebijakan 2015 telah terbukti dan terlihat hasilnya di
lapangan sehingga panen berhasil,” katanya.

Juga dijelaskan, dalam rangka meningkatkan produksi beras, Kementerian
Pertanian mengambil sejumlah kebijakan, antara lain memperbarui
regulasi, memperbaiki infrastruktur, mengendalikan ekspor-impor, dan
memperhatikan rantai pasok atau supply.

Di bidang regulasi, katanya, dulu pengadaan pupuk dilakukan dengan
sistem tender.
“Padahal kita tahu, bulan Januari DIPA turun, dengan tender maka
pengadaan baru bisa dilakukan pada bulan Mei. Artinya, panen sudah
selesai tapi pupuknya baru datang. Sementara itu, El Nino dan serangan
hama tikus jelas tidak bisa kompromi,” ujarnya.

Oleh karena itu, pemerintah mengubah pengadaan pupuk dari sistem
tender ke pengadaan langsung sehingga pengadaan dapat berjalan cepat.

Di bidang insfrastruktur, Kementan menempuh mekanisasi pertanian.

“Bidang ini mampu memperkecil tingkat kehilangan hasil panen. Dulu
sebelum menggunakan mesin combaine, tingkat kehilangan hasil sebesar
10 persen, sekarang ketika panen menggunakan mesin combaine, tingkat
kehilangan hasil dapat ditekan hingga sebesar 1 persen. Keberhasilan
ini tentunya yang menikmati para petani,” imbuhnya.

Menteri juga menekankan, jangan sia-siakan iklim yang bersahabat
seperti sekarang ini dengan olah tanah serentak dan panen serentak.

Sebelum acara inti dimulai, selama sekitar 15 menit digelar live show
yang disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun TV nasional
yakni panen padi menggunakan mesin transplanter yang dilakukan Menteri
Pertanian, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Gubernur Jateng, dan Bupati
Cilacap.

Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para
petani untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita mampu memenuhi
kebutuhan pangan sendiri. “Hasil panen serentak yang melimpah ini,
tidak hanya di Cilacap saja, tetapi hampir di seluruh wilayah
Indonesia,” katanya.

Dengan panen yang melimpah ini, imbuh Ganjar, masa kita masih impor beras.

“Mari kita tingkatkan produksi beras kita. Para petani sanggup untuk
meningkatkan produksi beras?” ujar Ganjar dengan nada bertanya. Dan
disambut teriakan “sanggup” oleh para petani.

Menurut Ganjar, produksi beras di Jawa Tengah tidak pernah turun dan
kualitas produksinya baik. Mekanisasi pertanian juga makin luar biasa,
dan kita harus mampu menyengkuyung untuk mampu meningkatkan kebutuhan
beras sendiri.

“Produksi beras Jawa Tengah tahun 2015 mencapai 11,045 juta ton lebih
gabah kering panen, dari target 10,228 juta ton. Artinya, kita semua
mampu untuk memproduksi beras sendiri. Jawa Tengah harus mampu
membantu kebutuhan beras nasional,” tandas Gubernur.

Gubernur mengingatkan, dari hasil panen yang meningkat tersebut, yang
terpenting adalah harga beras tidak boleh menurun.

Terkait dengan harga tersebut, peran Bulog sangat penting dalam
mengendalikan harga. Gubernur pun memerintahkan kepada seluruh jajaran
terkait untuk memantau seluruh daerah yang lagi panen.

“Tolong dicatat dan masukkan dalam sistem harga kita. Yang harganya
amblas, laporkan kepada Gubernur untuk ditindaklanjuti. Ini penting,
karena ketika petani panen raya, harganya juga harus raya,” ujar
Gubernur.

Pada kesempatan tersebut, Menteri menyerahkan sejumlah bantuan kepada
para petani, di antaranya benih padi Inpari 30 sebanyak 3,3 ton untuk
130 hektare, benih kedelai varietas Grobogan sebanyak 4,9 ton, 1 unit
traktor roda empat, 50 unit traktor roda dua, 20 unit pompa air, dan 4
unit mesin transplanter. (estanto)
close
close