Banteran,Wangon-Stasiun
pemancar RRI Purwokerto yng berada di wilayah Banteran, Wangon penggunaanya telah di
resmikan oleh Drs. Sudirman Bonavarte, MM pukul
10:00 wib (29/12/15). Sudirmn yang merupkan Direktur Layanan dan
Pengembangan Usaha LPP RRI tersebut juga langsung mengadakan dialog yang di
siarkan secara langsung oleh Progamma 3 RRI bersama para pengrajin gula Kristal.
Turut hadir dalam peresmian tersebut seluruh anggota Muspika Kecamatan Wangon dan
pengamat Ekonomi dari Universitas Jenderal Soedirman Prof. Dr. Kameo, dari
Dinas UMKM Srigito, Kades Banteran Drs. Yulianto dan para undangan lainnya.
Stasiun pemancar yang berada di tanah pemda tersebut nantinya akan di bagi
menjadi 3 shift dan bersiaran selama 24 jam relay.
Dalam dialog interaktif tersebut
yang di pandu oleh Robin membahas pentingnya peningkatan produksi Gula Kelapa
untuk menjai gula Kristal yang dapat meningkatkan perekonomian bagi para
pengrajin. Menurut Kameo bahwa ,”produksi
gula Kristal Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, namun kwalitasnya
masih di bawah Negara Negara penghasil seperti Thailand, Vietnam, Filiphina,
hal ini di karenakan proses pembuatannnya masih tradisional, berbeda dengan Negara
lain yang sudah terpabrikasi.” Namun di harapkan gula Kristal dapat menjadi
icon produksi nasional, mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yng mempunyai
kebun kelapa. Dari catatan Kameo bahwa di Banyumas sendiri terdapat 27.314
penderes aktif, dab 31.000 pengrajin yang tersebar di 23 kecamatan. Sedang yang
telah mendapatkan sertifikat organic berjumlah 3100 Industri Kecil menengah.
Terkait dengan jaminan para
penderes menurut Srigito bahwa,” Penderes yang belum terdaftar di IKM sebaiknya
segera mendaftarkan melalui kelompok kelompoknya.” Perlu di ketahui bahwa
penderes yang telah terdaftar akan di berikan Kartu Penderes. Bila terjadi hal
yang tidak di inginkan seperti kecelakaan saat menderes, bila cacat akan di
berikan santunan 10 juta, dan bila meninggal dunia santunannnya sebesar 5 juta
rupiah.
Menyoroti masalah SDM, Srigito
juga mengungkapkan masih rendahnya Sumber Daya Manusianya, karena kebanyakan
penderes hanya memahami cara menderes saja tanpa bagaimana agar pohon kelapa
nya bisa berproduksi dengan baik. Di upayakan ke depan para petani penderes
dapat menanam kelapa jenis genjah yang kualitasnya lebi baik dari pohon kelapa
tradisional. “kelapa genjah umur 2-3 tahun sudah bisa di deres, dan pohonnya pun
tidak bisa tinggi sehingga saat mau nderes lebih mudah, lalu untuk pupuk pun
cukup dengan rerumputan atau ranting plepahnya,dan resiko kecelakaan jatuh dari
pohon pun hampir tidak mungkin.” Tambah Srigito.
Acara peresmian di tutup dengan
pemotongan tumpeng oleh Sudirman Bonavarte
yang di lanjutkan dengan jamuan santap siang bersama undangan. (str)