Banyumas-Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 juga diramaikan oleh sejumlah artis. Bukan, mereka bukan menjadi bintang tamu dalam proses kampanye publik, melainkan ikut maju mencalonkan diri.Sigit "Pasha" Purnomo, misalnya, maju di Kota Palu, Sulawesi Tengah, sebagai calon wakil wali kota. Vokalis band Ungu ini mendampingi calon wali kota Palu Hidayat.
Pengamat lembaga survei politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai fenomena ini sebagai hal yang wajar. Di tengah kegagalan partai politik menjalankan fungsinya, memajukan calon kepala daerah artis dapat dijadikan "jalan pintas" untuk memenangkan pilkada.
"Untuk bisa dipilih dalam pilkada itu harus dikenal. Biasanya yang terkenal ituincumbent atau tokoh lain di luar itu yang secara sistematis mengenalkan diri. Tapi ini mahal dan memerlukan waktu," kata Djayadi kepada Rappler pada Agustus lalu.
"Maka memajukan calon yang sudah terkenal karena artis, ya bisa disebut sebagai jalan pintas. Padahal mestinya yang melakukan pengenalan potensi kepala daerah. ya partai politik. Mereka jangan hanya bekerja menjelang pilkada," ujarnya.
Muchendi Mahzareki, bakal calon bupati pendamping Helmy Yahya di Kabupaten Ogan Ilir, mengakui bahwa keartisan Helmy memang dapat menjadi modal tersendiri dalam berkompetisi di ajang pilkada.
"Sebagai artis, memang memiliki kelebihan, yaitu popularitas," kata Muchendi, Jumat.
Meski demikian, putra dari Wakil Gubernur Sumatera Selatan Ishak Mekki ini menegaskan bahwa majunya Helmy bukanlah strategi jalan pintas dari partai politik pengusung untuk memenangkan Pilkada Ogan Ilir.
"Kalau Mas Helmy, kita tahu beliau maju untuk ketiga kalinya dalam pilkada. Jadi memang ada keseriusan yang tinggi untuk mengabdi bagi daerah asalnya yaitu Ogan Ilir," kata Muchendi.
Sebelumnya, Helmy memang pernah maju menjadi calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Ogan Ilir, masing-masing pada 2008 dan 2010. Dalam kedua kesempatan tersebut, ia belum berhasil terpilih.
Yang penting mampu
Baik Djayadi maupun Muchendi sepakat bahwa majunya artis dalam pilkada tak perlu dipersoalkan, selama yang bersangkutan memiliki kemampuan dan kompetensi yang memadai.
"Boleh-boleh saja artis itu maju, yang penting memang melalui prosedur yang seharusnya dan berbasis meritokrasi," kata Djayadi.
Muchendi juga mengungkapkan hal senada. "Biasa saja jika artis maju dalam pilkada, selama memiliki kapabilitas dan kompetensi yang baik," ujarnya. (str)