Pangkalan Bun-Masih ingat dengan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501
jurusan Surabaya-Singapura pada 28 Desember 2014 lalu?Tulisan ini bukan
bermaksud mengingat kejadian kelam tersebut, namun hal hanya sebagai pembuka
kembali memory saat penulis yang kebetulan meliput tanpa kenal lelah mulai dari
RS Immanudin di pangkalan Bun, Pelabuhan Kumai, hingga Bandara Kecil yang ada
di Pangkalan Bun.
Pada saat itu bersama dengan berbagai rekan wartawan dari media
di penjuru nusantara hingga para jurnalis asing tanpa kenal lelah memberikan
laporan pada masyarakat luas bersama sama dengan para penyelamat.
Tragedi tersebut menewaskan 155 penumpang dan 7 awak. Dua hari kemudian, puing-puing pesawat
ditemukan, mulai dari pintu darurat pesawat hingga jasad korban.
Apa penyebab jatuhnya pesawat? Salah satu dugaan awal adalah
pilot tak berada di kokpit saat detik-detik jatuhnya pesawat. Selain itu,
terungkap pula bahwa pilot meminta opsi rute karena cuaca buruk.
Namun hingga kini, penyebab utama belum diketahui. Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) baru akan mengumumkan secara resmi
penyebab jatuhnya AirAsia QZ8501 pada Rabu, 1 Desember 2015.
Berikut lini masa tragedi Air Asia yang kami rangkum selama ini:
28
Desember 2014: Pesawat diketahui jatuh di Tanjung Pandan
Pesawat hilang kontak di titik 160 kilometer dari Tanjung Pandan Belitung |
Berdasarka data Badan Search-and-Rescue Nasional (Basarnas),
titik koordinat jatuhnya pesawat adalah 03°22’15”S - 109°41’28” atau 100 mil
(160 kilometer) dari Tanjung Pandan, Belitung.
Itulah titik terakhir saat pesawat AirAsia mengabarkan posisinya
pada Minggu, pukul 06:17 WIB, atau 42 menit setelah lepas landas.
AirAsia kemudian merilis manifes penumpang, yang terdiri dari
149 warga negara Indonesia, 3 warga Korea Selatan, 1 warga Malaysia, 1 warga
Inggris, dan 1 warga Singapura.
30
Desember 2015: Basarnas temukan puing pesawat dan jasad
Kepala Basarnas Henry Bambang Soelistyo mengatakan, pihaknya
sudah menemukan beberapa lempengan pesawat dan pintu darurat pesawat.
Pada hari itu juga ditemukan pertama kali tubuh manusia
mengapung di perairan yang merupakan jasad penumpang AirAsia QZ8501.
2
Januari 2015: Kemenhub bekukan AirAsia rute Surabaya-Singapura untuk sementara
Kementerian Perhubungan membekukan rute Surabaya-Singapura
maskapai AirAsia untuk sementara. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik
Kemenhub Julius Adravida Barata, alasan utama pembekuan karena pesawat AirAsia
QZ8501 seharusnya tak mendapat jatah slot terbang pada hari Minggu, 28 Desember
2014.
13
Januari 2015: Penyelam temukan CVR
Regu penyelam menemukan cockpit voice recorder (CVR) dari dalam laut, sehari setelah kotak
hitam ditemukan.
Penemuan ini dapat memberi petunjuk tentang penyebab jatuhnya
pesawat.
27
Januari 2015: Upaya pengangkatan badan pesawat dihentikan
TNI menghentikan upaya pengangkatan badan pesawat dari dasar
laut setelah tak lagi menemukan tubuh korban di dalam badan pesawat.
Alasan lainnya, TNI Angkatan Laut tak mampu mengangkat badan
pesawat yang terlalu sulit.
29
Januari 2015: Ko-pilot yang terbangkan pesawat
Hasil investigasi menunjukkan bahwa co-pilot asal Perancis, Remi Emmanuel Plesel, yang mengemudikan
pesawat ketika jatuh, menewaskan 162 orang seketika.
17
Maret 2015: Pencarian korban dihentikan
Basarnas secara resmi menghentikan pencarian korban, meski 56
jasad masih belum ditemukan.
14
November 2015: Hasil investigasi akan segera diumumkan
KNKT menyebutkan akan merilis hasil jatuhnya pesawat AirAsia
QZ8501 pada Rabu, 1 Desember 2015, atau 11 bulan setelah jatuhnya pesawat
tersebut.(str)