Cilacap-Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan unit kilang
Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) di Cilacap, Jawa Tengah, hari ini,
Kamis, 26 November. Kilang ini dioperasikan oleh badan usaha milik negara,
Pertamina.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman
Said, kilang ini merupakan kilang terbesar dari enam kilang Pertamina, karena
punya kapasitas produksi hingga 348 ribu barel per hari. Kilang yang dibangun
pada 1974 ini memasok 60 persen kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Jawa dan
34 persen di Indonesia. Selain BBM, kilang ini juga memasok produk non-BBM dan
petrokimia.Dalam enam tahun ke depan, Pertamina RU IV Cilacap diproyeksikan
menjadi kilang terbesar se-Asia Tenggara.
Kilang RFCC yang pembangunannya dilaksanakan konsorsium
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan Goldstar Co. Ltd. Korea Selatan, memproduksi
produk "High Octane Mogas Component" (HOMC) dengan kadar oktan lebih
dari 93 itu untuk pertama kalinya pada 30 September 2015.
"Tetes pertama HOMC dari RFCC dimulai pada pukul
23:00 WIB (pada 30 September 2015) dan tidak lama kemudian kapasitas
produksinya mencapai sekitar 70 persen dari semula diperkirakan 25 persen
terhadap target produksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari. Ini suatu kemajuan
besar dan dengan kemajuan ini RFCC Cilacap siap untuk diresmikan," kata
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro dalam
keterangan persnya, akhir September lalu.
Sebagian besar produk HOMC tersebut diproses lebih lanjut
untuk diproduksi menjadi RON 88 (premium) sehingga akan meningkatkan produksi
premium dari Pertamina RU IV Cilacap yang sebelumnya hanya 61.000 barel per
hari.
Dengan beroperasinya kilang RFCC, produksi premium dari
Pertamina Cilacap akan menjadi 91.000 barel per hari atau naik 30.000 barel per
hari.
Sebelum beroperasinya kilang RFCC, pemenuhan kebutuhan
LPG masyarakat berasal dari RU IV Cilacap dan impor.
"Pertamina RU IV Cilacap per harinya dapat
memproduksi 200 ton/hari dan sisa kebutuhan LPG dipenuhi oleh impor dengan
jumlah kapal pengangkut LPG yang berlabuh di Cilacap pencapai delapan kapal per
bulan, masing-masing berkapasitas sekitar 2.500 ton. Dengan adanya tambahan
dari RFCC sebanyak 1.000 ton per hari, otomatis kapal yang membawa LPG dari
luar akan berkurang menjadi empat kapal per bulan," demikian keterangan
Pertamina.
Selain peresmian kilang tersebut, ada juga agenda
peresmian groundbreaking Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC).
Sekadar informasi, proyek kilang ini merupakan bagian dari revitalisasi kilang
Cilacap.
"Ada groundbreaking Proyek Langit Biru.
Jadi, mengolah residu menjadi (produk yang) bernilai tambah," ujar
Sudirman di Jakarta, Rabu, 25 November.
Di Cilacap, hari ini, juga akan ada penandatangan
kerjasama Head of Agreement (HoA) antara Pertamina dan Saudi Aramco untuk
revitalisasi kilang Pertamina di Cilacap, Balongan, dan Dumai. Investasi di
masing-masing kilang senilai 5 miliar USD.
"Penandatanganan ini menjadi milestone penting
antara kawasan Timur Tengah dengan Indonesia. Ini adalah hasil konkret dari
kunjungan Presiden ke Timur Tengah belum lama ini," kata Sudirman yang
ditugasi Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menjadi menteri penghubung dengan
Arab Saudi.(str)