74HssqAmpAieSQYdpeY0UHJ3eJx0ro2Bjc2BCzNj
Bookmark

HNSI Cilacap Fokus Kumpulkan Data

Cilacap (4/6/15):Klaim Pertamina RU IV Cilacap yang mengatakan bahwa penyebab tumpahan minyak bukan berasal dari SPM, namun dari kapal MT Martha Petrol, ditanggapi dingin oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap. HNSI menyatakan enggan berkomentar terkait pernyataan Pertamina tersebut.

Saat ini, HNSI lebih fokus untuk menyelidiki temuan tersebut lebih lanjut.“HNSI masih mencari dan mengumpulkan fakta-fakta baru dari kejadian ini. Sehingga kita akan lebih memfokuskan untuk pengumpulan fakta tersebut terlebih dahulu,” ucap Plt Ketua HNSI Cilacap Indon Tjahjono, Pada Saat Di Wawancarai (Rabu, 3/6/15).

HNSI sepakat untuk ikut menyelidiki lebih lanjut. Hal itu ditujukan untuk mencari data yang paling valid, agar nantinya dapat menentukan langkah selanjutnya.
Tentang kemungkinan Pertamina lepas tangan akibat temuan fakta baru bahwa tumpahan minyak mentah itu justru berasal dari kapal MT Martha Petrol, HNSI enggan memberi pernyataan. Sebab, itu akan menyeret ke tanggungan ganti rugi yang akan diajukan.
“Kita belum dapat memberikan komentar apapun terkait pernyataan GM Pertamina dalam jumpa pers [ada hari Senin (1/6) lalu. Sehingga kita belum mengambil langkah apapun selain fokus terhadap pengumpulan fakta-fakta baru tersebut,” imbuh Ketua KPU Cilacap itu.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Cilacap Adjar Mugiono menyebut bahwa Pertamina bisa saja lepas tangan dari ganti rugi dan melakukan pelimpahan tanggung jawab kepada pemilik kapal MT Martha Petrol. Dengan syarat, jika memang buktinya kuat, maka kemungkinan dapat dilimpahkan.
“Secara teoritis memungkinkan, jika memang hal tersebut merupakan kesalahan kapal yang bocor tersebut. Namun, hal itu harus dengan beberapa pembuktian lebih lanjut,” ucapnya.
Selain itu, BLH juga mendesak agar pernyataan Pertamina dibarengi dengan koordinasi pertemuan dengan pihak kapal. “Sangat diharuskan karena untuk membangun dan mengkoordinasikan mengenai jalan keluar untuk ganti rugi. Selain itu juga untuk memastikan mengenai kebenaran dugaan yang dimiliki oleh Pertamina,” tandasnya, sembari menjelaskan pertemuan harus ada dengan pihak kapal.

“Kemarin saat pipa SPM bocor, Pertamina menyampaikan ke BLH, dan langsung kita cek. Jadi kalau ternyata kapal tersebut yang bocor, masa yang menyampaikan hanya dari pihak Pertamina saja,” sesalnya.
Seperti diketahui, dalam jumpa pers tanggal 1 Juni 2015 tersebut, Pertamina menyatakan bahwa tumpahan minyak yang tercecer di perairan Cilacap berjenis Marine Fuel Oil (MFO) 180 adalah milik kapal MT Martha Petrol. Sedangkan minyak yang dihasilkan SPM berjenis Arabian Light Crude (ALC). 
ck

Posting Komentar

Posting Komentar

close
close